Monday, 14 October 2013

CARA BUDIDAYA JERUK

A.    Syarat tumbuh
Sebuah tumbuhan jeruk harus memenuhi beberapa syarat- syarat agar dapat berkembang dengan baik diantaranya, yaitu :
1.    Iklim
·         Kecepatan angin yg lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. utk daerah yg intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dgn arah angin.
·         Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan utk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yg cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
·         Temperatur optimal antara 25-30°C namun ada yg masih dapat tumbuh normal pada 38°C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20°C.
·         Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yg terlindung dari sinar matahari.
·         Kelembaban optimum utk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
2.    Media Tanam
Ø  Tanah yg baik adalah lempung sampai lempung berpasir dgn fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
Ø  Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok utk budidaya jeruk.
Ø  Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok utk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dgn pH optimum 6.
Ø  Air tanah yg optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yg mengandung garam sekitar 10%.
Ø  Tanaman jeruk dapat tumbuh dgn baik di daerah yg memiliki kemiringan sekitar 30°
3.    Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies:
·         Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
·         Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
·         Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
·         Jenis Siem: 1–700 m dpl.
·         Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
·         Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
·         Jenis Purut: 1–400 m dpl.

B.     Klarifikasi tanaman
Ø  Kingdom         : Plantae ( Tumbuhan )
Ø  Sub Kingdom  : Tracheobionta ( Tumbuhan Berpembuluh)
Ø  Divisi               : Spermatophyta
Ø  Sub Divisi       : Angiospermae
Ø  Kelas               : Dicotyledonae
Ø  Sub Kelas        : Rosidae
Ø  Ordo                : Rutales
Ø  Famili              : Rutaceae
Ø  Sub Famili       : Aurantioideae
Ø  Bangsa                        : Citreae
Ø  Genus              : Citrus
Ø  Spesies            : Citrus sp
C.     Cara pemeliharaan
1.      Persiapan lahan
Jeruk dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, mulai dari liat sampai berkerikil. Dan dapat ditanam pada berbagai type lahan, lahan kering, sawah sampai lahan tergenang. Pedoman Teknis
a.       Lahan Kering
Lahan terlebih dulu dibersihkan dari sisa-sisa akar dan bahan organik. Bila lahan miring, sebaiknya dibuat teras/sengkedan dahulu. Bila lahan datar, perlu direncanakan saluran drainase agar tidak terjadi genangan. Ukuran lubang tanam 60x60x60 cm, 75x75x75 cm atau lebih. Semakin jelek keadaan tanah (padat, liat, miskin unsur hara, atau berbatu/cadas) semakin besar lubang tanam dan semakin banyak pupuk yang diberikan. Jika kondisi tanah bagus, cukup disediakan pupuk kandang atau kompos sebanyak ± 20 kg per lubang.
b.      Lahan Sawah
Tandai tempat-tempat yang akan ditanami dengan ajir. Pola tanam dapat berupa belah ketupat, segitiga sama sisi atau bujur sangkar. Perlu dibuatkan saluran air untuk menampung kelebihan air dimusim hujan. Jarak tanam jeruk harus jauh lebih lebar dari pada padi.
c.       Rawa Pasang Surut
Bentuknya memanjang dan dikenal dengan sebutan "tembokan”. Proses terbentuknya tembokan dimulai dari tukungan kecil yang karena peliburan/ penimbunan berulang kali akhirnya melebar dan memanjang. Tempat-tempat tertentu diberi ajir sesuai jarak tanam. Untuk mengantisipasi air pasang, tinggi tukungan minimal 75 cm di atas permukaan air pada waktu pasang tertinggi. Buat gundukan campuran tanah di atas tukungan dengan pupuk kandang atau kompos ± 20 kg per tanaman. Perlu dibuat parit keliling untuk pembuangan air yang berlebihan. Jika lahan semata-mata dimaksudkan untuk menghasilkan jeruk, maka jarak tanam dapat 5x5 m.
2.      Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
(a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan;
(b) Pengurangan akar;
(c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk yang telah dicampur air secara merata dengan dosis ± 1 tutup per liter air setiap pohon.
Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
3.      Penyiraman
Selain sinar matahari yang cukup, tanaman jeruk juga memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Penyiraman tanaman jeruk dalam pot harus diklakukan secara tepat dan teratur. Pada awal masa pertumbuhan atau musim kemarau, penyiraman perlu dilakaukan dua kali sehari, yakni pada pagidan sore hari. Pasalnya, kekurangan airdapat mengakibatkan tanaman jeruk jadi stresdan sulit berbuah.
      Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
Tanaman akan menjadi layu bahkan mati, jika mengalami kekurangan air yang berlangsung lama. Namun, penyiraman yang berlebihan juga tidak disarankan karena dapat menyebabkan penyakit busuk pada akar akibat serangan cendawan apabila keadaan media tanam selalu lembap. Selain itu, unsur hara dalam media pun juga akan larut bersama siraman air.
      Air yang digunakan untuk menyiram jeruk dalam pot sebaiknya menggunakan air sumur atau yang bersasal dari mata air. Penyiraman dilakukan menggunakan slang plastik atau gembor. Penyiraman yang terus-menerus akan menyebabakan pemadatan pada media tanam dalam pot. Hal ini dapat menghambat sirkulasi udara dan peresapan air oleh media tanam. Karena itu, media tanam harus digemburkan setiap 2-3 minggu sekali.
4.      Pemupukan
Tahun pertama dan kedua, pupuk kandang dan dolomit disebar dibawah tajuk pada akhir musim kemarau, kemudian dicampur tanah sedalam 10 cm.  Tahun berikutnya pupuk kandang dicampur kapur (jika diperlukan) dimasukkan kedalam parit melingkar dibawah tepi tajuk sedalam 20 cm kemudian ditutup tanah.
Pupuk kimia diaplikasikan setelah pupuk kandang, kapur dan tanah mengalami reaksi yang sempurna (sekitar 4 minggu).  Bila waktu aplikasi pupuk dan kapur berdekatan menyebabkan reaksi negatif, misalnya pengikatan P oleh Ca dari kapur, dan amonium akan diubah menjadi NH3+ kemudian dilepaskan ke atmosfer.  Caranya adalah pupuk campuran dimasukkan ke dalam lubang tugal atau parit pupuk kandang/dolomit sedalam 10 – 15  cm, kemudian ditutup tanah.   Untuk tanah-tanah bertekstur kasar, dan tanah yang memiliki kapasitas pengikatan P tinggi (tanah masam dan andisol), aplikasi pupuk dalam lubang tugal (4 – 8 lubang/pohon) lebih dianjurkan dibandingkan dengan disebar dalam parit melingkar.  Segera basahi tanah (irigasi ringan) setelah aplikasi pupuk agar akar tidak terbakar.
Pupuk mikro yang dibutuhkan tanaman hanya sedikit.  Oleh karena itu, aplikasinya paling mudah dan efktif adalah melalui daun.  Pupuk mikro disemprotkan pada daun pada pagi hari sebanyak 2 sampai 3 kali pada saat pertunasan.  
Umur
(tahun)
Dosis Pupuk Makro (gr/pohon)
Urea
TSP
KCl
1
80
170
170
2
160
325
250
3
250
500
325
4
325
170
425
5
400
210
500
6
500
250
600
7
600
300
700
8
700
325
780
9
780
390
850
10
850
425
900
> 10
Sebaiknya dilakukan analisis tanah
5.      Penyiangan
Dalam jangka waktu tertentu, tanaman penggangu di sekitar tanaman terutama yang masih muda akan mulai tumbuh. Untuk itu proses penyiangan yang  kemudian akan dilanjutkan proses pembubunan.
      Penyiangan gulma disekitar pokok tanaman dan gulma epifit yang sering menumpang pada tanaman dilakukan secara berkala. Sebaiknya, hal ini dilakukan dengan cara manual karena membutuhkan kehati-hatian dalam pengerjaannya.
      Apabila penyiangan gulma dilakukan terlalu dalam akan merusak perakaran dan jika kurang  hati-hati mengendalikan epifit, akibatnyatanaman akan patah dan terluka. Bagi kebun yang sering kelebihan air, perlu dilakukan pengaturan yanga baik pada drainase pembuangan air. Hal iini dilakukan untuk menghindari pada saat musim hujan datang kebun tidak tergenang oleh air. Kebun yang sering tergenang akan mengakibatkan berkembang cendawan akar gulma yang akan tumbuh  lebih panjang. Sebaliknya apabila kebun berada pada keadaan kering perlu dibantu dengan pemberian air dengan cara mentirami parit-parit atau menyiramu secara langsung pada tanaman.
      Pembersihann gulma dilakukan sesuai dengan frekuensi petumbuhan pada tumbuhan jeruk tersebut. Pada saat proses pemupukan, juga dilakukan proses penyiangan.
6.      Pengendalian OPT
Pohon jeruk termasuk tanaman yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit. Ada banyak jenis hama yang suka menyerang pohon jeruk, mulai dari hama perusak daun dan ranting berupa tungau, ulat tanah yang menyerang akar atau ulat dan belalang yang dapat merusak buah atau kembang.

Semua serangan hama dan penyakit dapat dielimenir dengan melakukan pengamatan yang terus menerus terhadap pohon jeruk atau dengan pencegahan dini dengan menggunakan fungisida dan insektisida.
Secara umum, beberapa cara pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dapat dipadukan adalah :
ü  Cara Budidaya, yang meliputi ketahanan varietas, penghancuran tanaman yang terserang dan menjadi sumber penyakit, tanaman pinggir yang berfungsi sebagai perangkap hama dan sekaligus menjadi tempat berkembangnya musuh alami, sanitasi, pengairan dan drainase yang baik dan pemupukan yang sesuai.
ü  Cara Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami yang banyak dapat ditemukan di alam.
ü  Cara Mekanis, dengan menangkap, menghancurkan OPT secara mekanis.
ü  Cara Peraturan, yaitu dengan karantina dan peraturan tentang lalu lintas tanaman.
Cara Kimiawi, cara ini pilihan terakhir dalam pengendalian OPT karena beresiko buruk terhadap keamanan manusia dan kelestarian lingkungan.
7.      Pemangkasan

Untuk dapat   menghasilkan   pohon   yang baik disamping dilakukan dengan pemberian pupuk juga harus dilakukan pemangkasan yang baik. Pemangkasan sampai   umur   tanaman   tiga tahun   dimaksudkan   untuk pembentukan cabang dan ranting yang baik, dengan cara menseleksi cabang dan ranting yang ada dan memilih yang sehat dan kuat. Setelah berumur tiga tahun lebih, kegiatan pemangkasan ini dilakukan pada setiap awal musim hujan.



Itulah tadi cara budidaya tanaman jeruk, semoga bermanfaat ya dan salam kenal :)

1 comment:

Search This Blog